Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kisah Lain Ki Ageng Selo Yang Jarang Diketahui Orang

Kisah Lain Ki Ageng Selo Yang Jarang Diketahui Orang - Tak hanya sekedar menangkap petir, ternyata masih banyak kisah tentang Ki Ageng Selo yang tak banyak diketahui orang. Tokoh yang sangat dihormati oleh dinasti Mataram tersebut ternyata juga pernah melakukan hal-hal yang mungkin kita sulit untuk memercayainya. Informasi berikut ini akan melengkapi wawasan kita untuk mengenal lebih jauh siapa Ki Ageng Selo.

Ki Ageng Selo Membunuh Dalang Kyai Bicak

Cerita berawal saat Ki Ageng Selo sedang menyelenggarakan pertunjukan wayang kulit. Nama dalangnya adalah Kyai Bicak.

Tiba-tiba saja Ki Ageng Selo terpesona pada istri Kyai Bicak. Lalu Kyai Bicak dibunuh, istri, wayang dan "bendhe" diambil oleh Ki Ageng Selo. "Bendhe" tersebut lalu diberi nama Kyai Bicak.

"Bendhe" Kyai Bicak adalah salah satu pusaka Mataram yang unik. Bentuknya menyerupai sebuah gong kecil. Saat tentara Mataram menuju medan laga "bendhe" Kyai Bicak selalu ditabuh terlebih dulu. Jika "bendhe" bersuara lantang maka perang akan dimenangkan oleh prajurit Mataram. Jika tidak bisa berbunyi, itu adalah pertanda bahwa prajurit Mataram akan kalah.

Ki Ageng Selo Menyerbu Demak

Suatu hari Ki Ageng Selo bermaksud menjadi prajurit Demak. Ia diwajibkan berkelahi melawan seekor banteng sebagai ujian penerimaan prajurit. Banteng lalu dipukul satu kali. Kepala banteng pecah, darahnya mengalir ke mana-mana.

Ki Ageng Selo memalingkan wajah lalu ditanya apa alasan nya membuang muka. Ia menjawab karena khawatir terkena cipratan darah.

Lalu panitia penerimaan prajurit memutuskan bahwa Ki Ageng Selo gagal menjadi prajurit Demak. Ia dinilai takut pada darah. Dia sangat malu lalu pulang dan menyiapkan senjata dan orang-orangnya untuk melakukan pemberontakan terhadap Demak.

Pada hari yang ditentukan Ki Ageng Selo bersama pasukan berkuda menyerbu Demak. Selain itu ada juga sejumlah tentara yang berjalan kaki.

Setelah mereka sampai di antara pohon-pohon beringin dekat alun-alun Demak Sultan Trenggono melepaskan anak panah. Panah tersebut mengenai kepala kuda Ki Ageng Selo hingga melonjak dan menyeruduk kuda-kuda yang lain. Kuda-kuda itu berhamburan namun terkena panah lagi pada tali kekangnya. Keadaan menjadi sangat kacau.

Ki Ageng Selo lalu pulang ke Selo. Semua pasukan juga melarikan diri entah kemana. Sultan Trenggono sangat puas dan girang menyaksikan kemenangan tentara Demak.

Sultan berkata kepada Patih Wonosalam:"Ternyata tipis hati Ki Ageng Selo. Saya kira dia tidak bisa menjadi raja. Entah kalau keturunan nya".

Ki Ageng Selo Menangkap Petir

Saat Sultan Trenggono masih berkuasa di Demak, suatu hari Ki Ageng Selo sedang pergi ke sawah. Dia membawa cangkul dalam keadaan hujan. Saat itu menjelang Ashar. Setelah sampai di sawah terus mencangkul.

Tiba-tiba ada petir datang dalam wujud seorang laki-laki. Ki Ageng tahu bahwa petir itu harus segera ditangkap. Petir itu bersuara sangat keras. Ki Ageng Selo berhasil menangkap petir lalu diikat dan diserahkan ke Demak. Petir lalu dimasukkan ke dalam penjara besi.

Pintu Bledek

Sang Sultan kemudian memberi perintah bahwa petir tersebut tidak diperkenankan diberi air. Banyak warga Demak yang ingin menyaksikan petir tersebut.

Suatu hari ada seorang perempuan tua memberi air dengan tempurung kelapa. Ia adalah istri dari petir yang di penjara. Setelah menerima tempurung tersebut petir lalu berbunyi menggelegar. Penjara besi langsung hancur. Petir kabur tak tahu rimbanya.

Jika Anda berkunjung ke Masjid Agung Demak silakan menyrmpatkan diri untuk melihat dan mengamati Pintu Bledek. Bledek dalam bahasa Jawa artinya adalah petir. Ukiran pada Pintu Bledek di Masjid Agung Demak tersebut menceritakan peristiwa penangkapan petir oleh Ki Ageng Selo ini.

Bagaimana pendapat Anda mengenai cerita ini? Mungkin bagi Anda kisah ini tidak logis. Namun memang demikian kisah tentang Ki Ageng Selo yang jarang diketahui orang ini. Selain tentu saja tokoh yang satu ini paling terkenal adalah kesaktian nya dalam menangkap petir.


Post a Comment for "Kisah Lain Ki Ageng Selo Yang Jarang Diketahui Orang"