Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Benarkah Sutawijaya Anak Hadiwijaya? Ini Jawabannya!

Tak sedikit kalangan yang menganggap bahwa sebenarnya Sutawijaya adalah anak biologis dari Hadiwijaya. Cerita lengkap di balik dugaan tersebut kurang etis jika diceritakan di sini.

Anggapan ini juga konon ada hubungannya dengan kata "wijaya" yang terdapat baik pada nama Sutawijaya dan Hadiwijaya. Namun jangan lupakan sebuah nama yang memang sudah jelas merupakan anak Hadiwijaya, yaitu Pangeran Benowo.

Sumber gambar: kratonjogja.id

Siapa yang tidak mengenal sosok Sutawijaya yang merupakan pendiri dari kerajaan Mataram. Kerajaan Mataram berkaitan erat dengan kerajaan Pajang yang saat itu dipimpin oleh Sultan Hadiwijaya. Lalu benarkah Sutawijaya anak Hadiwijaya? Berikut penjelasannya.

Siapakah Sutawijaya ?

Sutawijaya merupakan pendiri sekaligus raja pertama yang memimpin kesultanan Mataram tahun 1587 – 1601. Pusat pemerintahannya berada di Kotagede. Sutawijaya mempunyai gelar Panembahan Senopati ing Alaga Sayidin Panatagama Khalifatullah Tanah Jawa.

Sutawijaya mempunyai nama asli Danang Sutawijaya yang dikenal sebagai Panembahan Senopati. Sutawijaya merupakan putra sulung dari Nyai Sabinah alias Nyai Ageng Pamanahan dan Ki Ageng Pemanahan, pendiri sekaligus cikal bakal kerajaan Mataran Islam.

Hubungan Sutawijaya Dengan Sultan Hadiwijaya

Sampai disini, jika bertanya benarkah Sutawijaya anak Hadiwijaya, bisa dipastikan bahwa jawabannya bukan. Lalu, apa hubungan Sutawijaya dengan Hadiwijaya? 

Sutawijaya pernah diambil sebagai anak angkat oleh Sultan Hadiwijaya dari Kerajaan Pajang. Saat itu pernikahan Sultan Hadiwijaya dan istrinya belum dikaruniai anak. Kemudian, Sutawijaya diberi tempat tinggal di sebelah utama pasar sehingga disebut dengan Raden Ngabehi Loring Pasar.

Persekutuan terjadi ketika Ki Ageng Pamanahan beserta Ki Juru Martani, dan Ki Panjawi membantu Sultan Hadiwijaya dalam melawan pemberontakan Arya Panangsang atas Demak. Berkat bantuan tersebut, Pemberontakan Arya Penangsang dapat diatasi.

Sebagai hadiah, Sultan Hadiwijaya menghadiahkan wilayah hutan Mentaok kepada Ki Ageng Pemanahan. Wilayah tersebut merupakan cikal bakal kerajaan Mataram, sehingga pada saat itu Mataram masih berada di bawah kekuasaan kesultanan Pajang. 

Permusuhan Sutawijaya dan Sultan Hadiwijaya

Setelah Ki Ageng Pamanahan meninggal, kepemimpinan Mataram digantikan oleh Sutawijaya. Tindakan Sutawijaya dalam memimpin Mataram, membuat daerah tersebut menjadi berkembang pesat. 

Kemudian, beliau ingin memisahkan diri dari kerajaan Pajang yang saat itu dipimpin oleh Sultan Hadiwijaya yang tidak lain adalah ayah angkatnya.

Saat terjadi perebutan kekuasaan Pajang sepeninggalan Sultan Hadiwijaya, Sutawijaya menyusun strategi untuk melawan Pajang. Kekuasaan Pajang yang saat itu dipimpin oleh Arya Pangiri dinilai sangat merugikan rakyat. 

Akhirnya, tahun 1586 Pangeran Benawa sebagai ahli waris Sultan Hadiwijaya bersekutu dengan Sutawijaya untuk melawan Arya Pangiri sehingga terjadi perang antara Pajang dan Mataran. Perang tersebut dimenangkan oleh Mataram dan Pangeran Benawa menjadi raja hingga tahun 1587. 

Setelah satu tahun kepemimpinan Pangeran Benawa, beliau menyerahkan kerajaan Pajang agar bergabung dengan Mataram. Sutawijaya tidak menggunakan gelar sultan karena beliau menghormati Pangeran Benawa sebagai penerus sah Sultan Hadiwijaya dari Kesultanan Pajang.

Masa Kejayaan Kerajaan Mataram Islam

Setelah menjadi raja, Sutawijaya disebut dengan Panembahan Senopati. Dibawah kepemimpinannya, kerajaan Mataram Islam menjadi kerajaan besar dan semakin luas. Mataram juga berhasil melepaskan diri dari Kerajaan Pajang dan rakyatnya pun makmur dan ramai.

Adapun beberapa kerajaan yang ditahlukkan oleh Panembahan Senopati antara lain Kedu, Bagelan, Pajang, dan Mangiran. Kerajaan lainnya yaitu wilayah wetan yang terdiri dari Blora, Pasuruan, Ponorogo, dan Madiun hingga wilayah utara yaitu Jepara, Demak, dan Pati.

Panembahan Senopati menjadikan Islam sebagai dasar tata pemerintahannya. Panembahan Senopati juga mengeluarkan kebijakan untuk mengangkat para wali Kadilangu sebagai penasehat dan pembimbingnya. Selain itu, juga terdapat tradisi Islam dan Kejawen di kerajaan Mataram Islam.

Wafatnya Panembahan Senopati

Panembahan Senopati meninggal pada tahum 1601 dan dimakamkan di kompleks pemakaman Mataram Kotagede. Kemudian, kepemimpinan kerajaan Mataram diganti oleh putranya yaitu Mas Jolang yang mampunyai gelar Prabu Hanyakrawati.

Itulah penjelasan singkat mengenai Sutawijaya sebagai pendiri kerajaan Mataram Islam, sekaligus jawaban mengenai benarkah Sutawijaya anak Hadiwijaya. Sutawijaya dianggap sebagai peletak dasar-dasar Kesultanan Mataram. 


Post a Comment for "Benarkah Sutawijaya Anak Hadiwijaya? Ini Jawabannya!"