Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Siapa Patiunus, Menantu Sultan Fatah atau Anak Kandung?

Salah satu tokoh yang layak mendapat sebutan pahlawan nasional yang memiliki andil besar dalam melawan penjajah Portugis adalah Patiunus. Siapa Patiunus, tentu sudah tidak asing lagi bagi penduduk Jawa, khususnya Jawa Tengah, karena dari daerah tersebut Patiunus berasal.

Ada versi yang mengatakan Patiunus adalah menantu dari Sultan Fatah, pendiri sekaligus raja Kerajaan Demak. Patiunus dikenal gigih ikut membantu melawan Portugis yang menguasai Malaka sejak masih berusia 17 tahun, dan meneruskan perjuangan Sultan Fatah setelah raja Demak wafat. 

Asal-usul Patiunus

Menurut versi berikut, Patiunus adalah putra Raden Muhammad Yunus yang merupakan putra mubaligh dari Parsi yang menikah dengan putri ulama Gujarat. Raden Muhammad Yunus kemudian menikah dengan putri seorang pembesar Kerajaan Majapahit yang ada di Jepara.

Dari pernikahan dengan putri Jepara tersebut, lahirlah seorang putra cerdas dan terkenal pemberani yang diberi nama Abdul Qadir. Setelah dewasa, Abdul Qadir menikah dengan dengan putri raja Demak yaitu Sultan Fatah, dan mendapat gelar Adipati bin Yunus, atau lebih dikenal dengan Patiunus. 

Sejak muda, bahkan sebelum menikah, Abdul Qadir dikenal sebagai pemuda yang cerdas dan pemberani. Abdul Qadir juga sangat menentang bangsa Portugis yang pada waktu itu menguasai Malaka. Kegigihan menentang Portugis ditunjukkan dengan keberaniannya menyeberangi Laut Jawa menuju Malaka.

Pangeran Sabrang Lor

Bangsa Portugis mulai memasuki wilayah perairan Indonesia, tepatnya di Selat Malaka sejak tahun 1511. Pada tahun tersebut, Kerajaan Demak yang merupakan kerajaan Islam Pertama di Pulau Jawa yang dipimpin oleh Sultan Fatah.

Setelah Sultan Fatah wafat pada tahun 1518, rakyat Demak terus mengadakan perlawanan terhadap Portugis. Kali ini, perlawanan dipimpin oleh Patiunus, yang tidak lain adalah menantu dari Sultan Fatah. Untuk mengadakan perlawanan tersebut, Patiunus menyeberang Laut Jawa menuju Selat Malaka.

Kegigihan Patiunus tersebut, terlebih dengan menyeberangi Laut Jawa untuk melawan Portugis, membuat Patiunus mendapat julukan Pangeran Sabrang Lor. Hal tersebut dikarenakan Patiunus menyeberangi Laut Jawa menuju Selat Malaka yang notabene berada di wilayah utara pulau Jawa.

Perjuangan Melawan Penjajah Portugis

Perlawanan Patiunus kepada bangsa Portugis di Selat Malaka dilakukan pada tahun 1512. Pada saat itu Patiunus membawa 30 jung atau kapal layar yang berisikan sekitar 12 ribu pasukan yang terdiri dari tentara dari tanah Jawa dan Palembang. 

Serangan pertama ini sangat mengejutkan Portugis. Apalagi tentara Portugis sudah mendengar siapa Patiunus dan bagaimana keberaniannya. Tetapi karena kurang persiapan, Patiunus dan pasukannya mengalami kekalahan. Meskipun demikian, serangan pertama ini mampu menciutkan nyali tentara Portugis.

Untuk mengenang penyerangan tersebut, Patiunus mendamparkan kapal perangnya di Jepara dan dijadikan sebagai monumen perjuangan melawan Portugis. Fernao Pires de Andrade, kapten armada yang menghalau pasukan Patiunus juga mengakui kehebatan dan keberanian pasukan Patiunus.

Serangan Patiunus selanjutnya dilakukan pada tahun 1521 dengan membawa 375 kapal perang. Pada serangan kedua ini, Patiunus didukung oleh Sunan Gunung Jati, salah satu walisongo di tanah Jawa. Armada perang Patiunus merupakan armada perang terbesar yang pernah ada pada waktu itu.

Pasukan Portugis sudah siap dengan puluhan meriam untuk menyambut pasukan Patiunus. Pada saat Patiunus menurunkan perahu untuk merapat ke pantai, kapal perang yang ditumpangi Patiunus terkena peluru meriam Portugis, yang menyebabkan Patiunus gugur pada saat itu.

Ada versi yang menyebutkan Patiunus wafat karena sakit, dan ada juga yang menyebutkan karena gugur dalam perang melawan Portugis. Meskipun ada dua versi, terkait siapa Patiunus, beliau tetaplah seorang yang pantas disebut sebagai pahlawan nasional yang berperan dalam perjuangan melawan penjajah di Indonesia.

Mohon dipahami bahwa tulisan ini hanya memaparkan versi bahwa Patiunus adalah menantu Sultan Fatah Demak. Bukan membenarkan, karena memang ada juga pendapat kuat yang memaparkan bahwa Patiunus bukan menantu Sultan Fatah melainkan anak kandung raja Demak tersebut.


Post a Comment for "Siapa Patiunus, Menantu Sultan Fatah atau Anak Kandung?"