Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Runtuhnya Giri Kedaton Oleh Pangeran Pekik


Giri Kedaton akhirnya takluk juga oleh serangan yang dipimpin oleh Pangeran Pekik dan istrinya, Ratu Pandansari. Peristiwa ini diawali dengan ajakan Pangeran Pekik kepada Sunan Giri agar tunduk kepada Mataram. Tawaran tersebut ditolak dengan halus oleh Sunan Giri.

Pertempuran Pertama, Giri Kedaton Unggul

Karena ajakan (yang sebenarnya adalah perintah) untuk tunduk itu ditolak maka Pangeran Pekik segera kembali ke Surabaya. Sementara itu orang-orang di Giri Kedaton segera menyiapkan pasukan karena mereka yakin pasti akan ada serangan oleh Pangeran Pekik.

Di Surabaya Pangeran Pekik juga langsung bersiap-siap untuk menyerbu Giri. Istrinya juga ikut memeriksa barisan dengan naik tandu. Setelah itu pasukan tersebut segera berangkat ke Giri.

Sunan Giri mempunyai seorang anak laki-laki dari istri selir. Namanya Jayeng Resmi. Jayeng Resmi mengusulkan pada ayahnya agar tunduk saja pada Mataram. Namun saran dari Jayeng Resmi ditolak oleh Sunan Giri. Jayeng Resmi sangat bersedih mendengar jawaban dari ayahnya.

Di Giri Kedaton juga ada seorang pria yang berasal dari Cina tapi sudah memeluk Islam. Pria yang bernama Endra Sena inilah yang menjadi panglima Giri. Dia dikenal sangat berani, tangguh dan jago perang. Setelah tanda perang dibunyikan pasukan Giri segera berangkat menyambut pasukan Surabaya. Semua orang Giri berpakaian serba putih dan siap mati. Mereka menganggap perang ini adalah perang jihad membela agama Allah.

Saat kedua pasukan bertemu, perang segera berkobar. Pasukan Giri terlihat lebih kuat, lebih bersemangat dan lebih berani. Pasukan Surabaya kewalahan, terdesak lalu mundur teratur. Mereka terus lari dan orang-orang Giri mengejarnya. Hanya malam yang bisa menyelamatkan mereka karena orang-orang Giri juga sudah terlalu lelah dan harus melaksanakan shalat Maghrib.

Suasana di Giri Kedaton malam itu sangat penuh suka cita. Mereka tak henti-hentinya mengucapkan syukur pada Allah dan makan-makan. Lain lagi di pihak pasukan Surabaya yang nampak payah.

Malam itu mereka berkumpul untuk membahas penyebab kekalahan perang mereka. Tumenggung Sepanjang yang berposisi sebagai pemimpin pasukan tak henti-henti memohon maaf pada Pangeran Pekik. Bahkan dia rela bila harus menerima hukuman mati. Namun Tumenggung Sepanjang memang mengakui mental bertempur orang-orang Giri yang luar biasa. Dia juga menjelaskan bahwa saat ini seluruh prajurit Surabaya sudah jatuh mentalnya, tak punya semangat berperang lagi.

Peran Luar Biasa Ratu Pandansari

Tiba-tiba Ratu Pandansari mengatakan bahwa dia tahu cara bagaimana mengobarkan semangat berperang pasukan Surabaya lagi. Dia lalu berdiri di hadapan semua anggota pasukan dan melakukan orasi yang hebat.

Tidak hanya itu, Ratu Pandansari juga membagikan pakaian-pakaian bagus dan uang kepada semua prajurit. Cara ini ternyata sangat berhasil, semua prajurit mengatakan siap maju perang lagi sampai titik darah penghabisan. 

Ratu Pandansari juga mengatur strategi perang, yaitu bila nanti terdengar letusan pistol yang ketiga pasukan cadangan harus segera menyerbu. Tak lama kemudian pasukan itu pun kembali berangkat ke Giri Kedaton.

Pertempuran Kedua, Giri Kedaton Kalah

Saat orang-orang Giri masih girang atas kemenangannya mereka dikejutkan oleh keadaan di luar yang gempar. Ternyata pasukan Surabaya sudah sampai di area pertempuran.

Endra Sena dan pasukannya langsung sigap menyambut musuh. Dia mengamuk dan sudah menimbulkan banyak korban di pihak pasukan Surabaya. Ketika melihat pasukannya mulai terdesak, Ratu Pandansari segera menembak tangan kanan Endra Sena. Pedang di tangan kanan terlepas, namun ia berganti menggunakan keris di tangan kiri. Ditembak lagi, kali ini mengenai tangan kirinya.

Walaupun kedua tangannya sudah terluka Endra Sena masih tetap bisa mengamuk. Kakinya ternyata juga merupakan senjata yang mematikan. Ratu Pandansari tidak tinggal diam. Letusan pistolnya yang ketiga membuat Endra Sena roboh karena peluru menghantam kakinya.

Bersamaan dengan terdengarnya bunyi letusan pistol yang ketiga, pasukan cadangan Surabaya segera menyerbu dari sisi kanan dan kiri.

Orang-orang Giri sama sekali tidak memperkirakan ini. Mereka kaget dan tahu-tahu sudah banyak korban bergelimpangan. Sisanya kabur entah kemana. Saat tak ada seorangpun anggota pasukan tersisa, Pangeran Pekik melenggang masuk ke istana Giri Kedaton.

Giri Kedaton kalah, hancur, runtuh dan berakhir oleh pasukan Pangeran Pekik.



Post a Comment for "Runtuhnya Giri Kedaton Oleh Pangeran Pekik"